CloudHospital

Tanggal terakhir diperbarui: 11-Mar-2024

Ditinjau Secara Medis Oleh

Ditinjau secara medis oleh

Dr. Lavrinenko Oleg

Ditinjau secara medis oleh

Dr. Hakkou Karima

Awalnya Ditulis dalam bahasa Inggris

Semua hal yang perlu Anda ketahui tentang Divertikulitis

    Usus besar (kolon) di tubuh manusia seringkali membentuk beberapa tonjolan kecil dan gelembung. Munculnya tonjolan kecil ini pada usus besar disebut divertikula.

     

    Definisi Divertikulitis

    Divertikulitis adalah kondisi divertikular serius yang dapat berkembang di usus besar dari waktu ke waktu. Divertikulitis didefinisikan sebagai kondisi inflamasi yang dimulai di dalam divertikulum (oklusi oleh fekalit dan mikroperforasi) atau di leher divertikulum (iskemia atau cedera mekanis).

    Inflamasi dengan mikroperforasi ditandai dengan respon inflamasi mesenterika peridivertikular yang dapat berkembang menjadi pericolic and mural phlegmonous infiltration, fistulisasi, perforasi tertutup, abses, perforasi bebas, peritonitis, dan stenosing inflammatory sigmoid tumor. Pendarahan (bleeding) adalah konsekuensi lain dari penyakit divertikular yang khas.

    Keadaan tidak adanya perforasi, yang diidentifikasi dengan adanya udara, fistula, atau abses, adalah perbedaan nyata antara divertikulitis serius dan sederhana.

    Sementara risiko divertikulosis dan diperlukannya rawat inap untuk divertikulitis meningkat seiring bertambahnya usia, kemungkinan mengalami divertikulitis relatif menurun. Selanjutnya, kebutuhan untuk rawat inap dan operasi elektif meningkat paling tinggi di antara kelompok yang lebih muda (45 tahun).

     

    Penyebab Divertikulitis

    Meskipun tidak diketahui secara pasti apa penyebabnya, divertikulitis muncul sebagai akibat dari melemahnya dinding usus besar dari waktu ke waktu. Biasanya, divertikulitis muncul pada pria di atas 40 tahun, sementara yang lain berkembang hanya pada saat mereka berusia di atas 75 tahun.

    Para peneliti menghubungkan divertikulitis dengan usia, gaya hidup, diet, dan genetik. Mereka menganggap bahwa proses melemahnya dinding usus besar dirangsang oleh kontraksi otot. Baik feses maupun produk sampingan makanan bisa menjadi penyebab meningkatnya tekanan di dalam usus besar. Semakin tidak sehat makanan yang Anda makan, semakin kuat kontraksi otot dan tekanannya. Tekanan di dalam usus besar adalah penyebab utama yang memaksa mukosa bagian dalam untuk menembus melalui pembuluh darah kecil ke dinding usus besar dan membuat tonjolan (divertikula). Saat tekanan intrakolon meningkat, semakin banyak barisan divertikula yang muncul.

    Meskipun kasus divertikulitis terjadi di peradaban Barat dan juga Asia (setengah populasi Amerika Utara dan Eropa terkena divertikulitis, sedangkan kasus di Asia jauh lebih rendah), divertikulitis adalah penyakit yang sangat jarang terjadi pada para vegetarian. Hal ini memvalidasi gagasan bahwa makanan sehat serta mempertahankan gaya hidup sehat dapat melindungi Anda dari divertikulitis.

     

    Faktor risiko

    Studi menunjukkan bahwa ada banyak faktor risiko yang menyebabkan divertikulitis. Yang paling utama di antaranya adalah:

    • Merokok;
    • Daging merah;
    • Makanan rendah serat;
    • Kelebihan berat badan atau obesitas;
    • Sedentari (kurangnya aktivitas fisik);
    • Obat-obatan (steroid dan opiat).

     

    Divertikulitis vs Divertikulosis

    Divertikulitis dan divertikulosis adalah dua kondisi dalam usus besar yang berbeda dan secara bersamaan membentuk kategori penyakit divertikular. Persamaan diantara keduanya adalah adanya divertikula.

    Divertikula adalah kantong yang terbentuk di dinding usus besar karena adanya tekanan dari kontraksi otot. Biasanya, ukuran divertikula berkisar dari sebesar kacang polong hingga jauh lebih besar. Lokasi divertikula sering berada di usus besar sigmoid, di sisi kiri bawah perut.

    Divertikulosis dapat didiagnosis ketika telah diketahui adanya divertikula di dalam usus besar. Kondisi ini sangat umum terjadi pada usus besar, sekitar 50% dari mereka yang berusia di atas 50 tahun dan sebagian besar orang yang berusia di atas 80 tahun memilikinya. Divertikulosis tidak memiliki gejala apa pun dan tidak mengganggu. Biasanya ditemukan secara kebetulan saat dilakukan penyelidikan medis untuk mencari kondisi lain di daerah perut. Namun, divertikulosis dapat menyebabkan divertikulitis. Sekitar 30% dari mereka yang memiliki divertikulosis berkembang menjadi divertikulitis.

    Divertikulitis adalah peradangan dan infeksi pada satu atau lebih divertikula. Divertikulitis bisa menyakitkan. Lokasi nyeri divertikulitis berada di sisi kiri bawah perut, tempat di mana divertikula berada. Divertikulitis biasanya memicu gejala seperti demam, mual, muntah, sembelit atau diare.

     

    Apakah divertikulitis merupakan penyakit serius?

    Divertikulitis adalah kondisi serius yang bisa menjadi kondisi seumur hidup. Selain itu, divertikulitis bisa menjadi sangat parah dan apabila tidak segera ditangani, divertikulitis bisa menjadi sangat berbahaya.

    Apakah divertikulitis menyakitkan?

    Biasanya, nyeri divertikulitis berupa nyeri seperti kram di bagian kiri bawah perut. Rasa sakit lainnya bisa muncul karena muntah, demam, sembelit atau diare.

    Apakah divertikulitis menular?

    Karena divertikulitis adalah akibat dari gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, penyakit ini tidak menular. Untungnya, divertikulitis juga tidak bersifat kanker.

    Apakah divertikulitis adalah penyakit keturunan?

    Para ilmuwan telah menemukan bahwa jika Anda memiliki anggota keluarga yang didiagnosis menerita divertikulitis, Anda memiliki kecenderungan untuk terkena penyakit ini juga. Selain itu, para ilmuwan juga menemukan bahwa jika salah satu anggota keluarga Anda telah didiagnosis menderita divertikulitis sebelum berusia 50 tahun, Anda juga sangat mungkin terkena penyakit ini.

    Penemuan ini tidak terlalu mengejutkan karena pada sebagian besar kondisi usus, faktor keturunan adalah salah satu faktor risikonya. Sehingga wajar jika individu yang pernah atau pernah memiliki anggota keluarga dekat yang menderita divertikulitis, risiko terkena penyakit tersebut lebih tinggi. Namun, meskipun divertikulosis merupakan penyakit turunan, penting untuk dicatat bahwa penyebab utama penyakit ini bukanlah riwayat keluarga atau gen. Faktor signifikan yang meningkatkan risiko divertikulitis selain usia adalah tekanan pada dinding usus besar. Ini disebabkan karena mengejan saat buang air besar dan dipicu oleh konsumsi makanan rendah serat atau bahkan dehidrasi kronis. Oleh karena serat yang tidak mencukupi atau hidrasi yang tidak memadai, usus besar dapat secara efektif membentuk massa dan mengeluarkannya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan divertikulosis.

    Penting untuk mengetahui fakta ini sehingga seseorang dapat mengambil tindakan pencegahan untuk meningkatkan perlindungan potensial terhadap kondisi tersebut. Memperbanyak serat dalam makanan dan memastikan konsumsi air yang cukup adalah dua cara pasien untuk membantu mencegah penyakit ini. Terutama individu yang secara genetik cenderung mengalami divertikulosis dapat menggunakan cara ini ini untuk meminimalkan risiko timbulnya kondisi tersebut. Selain itu, penting untuk menunjukkan bahwa tidak semua pasien dengan divertikulosis berkembang menjadi divertikulitis yang sifatnya serius.

     

    Patogenesis

    Patofisiologi divertikulitis dicirikan oleh hipertrofi (dan elastosis) dengan meluasnya lapisan otot sirkular yang tumbuh, dengan divertikula yang muncul pada celah alami yang terkait dengan penetrasi arteriol yang memberi makan (sub) lapisan mukosa.

    Lebih lanjut, divertikulitis umumnya dimulai pada satu divertikulum, yang merupakan sumber paling tidak nyaman saat ditekan, namun, peradangan dapat menyebar ke divertikula lain di area tersebut, yaitu ke arah memanjang.

    Peradangan biasanya dimulai pada mukosa divertikulum yang terluar, sehingga secara endoskopi tidak mencolok kecuali peradangan bergerak kembali ke mukosa dari luar dinding, atau pecahnya leher divertikulum yang disebabkan oleh lewatnya fekalit yang menyebabkan divertikulitis.

    Akibatnya, pertanyaan utama pada saat pencitraan penampang tidak hanya apakah ada abses/perforasi atau tidak, tetapi juga apakah ada kriteria morfologi divertikulitis yang disebutkan di atas, atau apakah, misalnya, peradangan kolon segmental hanya melibatkan verticula-bearing segment.

     

    Gejala divertikulitis

    Gejala divertikulitis dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Pertama-tama, nyeri divertikulitis biasanya terasa di bagian kiri bawah perut, tetapi juga dapat terjadi di sisi kanan.

    Dalam kasus divertikulitis, di samping rasa sakit di perut, bisa juga muncul gejala lain seperti:

    • Demam tinggi yang bisa disertai dengan menggigil;
    • Mual dan/atau muntah;
    • Sembelit atau diare - ini adalah gejala divertikulitis yang kurang umum.

    Selain itu, selama divertikulitis kambuh, feses seringkali bercampur darah atau munculnya pendarahan pada rektum.

    Muntah dan feses disertai darah merupakan tanda-tanda komplikasi serius dari divertikulitis.

    Tanda-tanda divertikulitis sigmoidal juga dijelaskan dengan istilah 'apendisitis sisi kiri' dengan gejala berikut:

    1. Nyeri spontan di kuadran kiri bawah
    2. Reaksi inflamasi (CRP, WBC, suhu)
    3. Penjagaan lokal pada palpasi.

    Namun, karena tiga hal ini bervariasi, tergantung waktu, dan tidak spesifik, hal ini dapat menimbulkan kecurigaan divertikulitis tanpa memenuhi kriteria diagnostik modern. Penilaian klinis memiliki sensitivitas 65-70 persen berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik serta hasil laboratorium, nilai yang cukup konstan di seluruh penelitian.

     

    Membedakan Gejala Divertikulitis dari Penyakit Kolon Lainnya

    Apendisitis Akut

    Salah satu alasan paling umum untuk konsultasi bedah oleh dokter IGD adalah ketidaknyamanan pada perut kuadran kanan bawah. Apendisitis akut adalah penyebab paling umum dari ketidaknyamanan ini. Beberapa gangguan tambahan muncul dengan gejala yang identik dan memerlukan diagnosis banding.

    Divertikulitis kolon adalah salah satu dari beberapa gangguan yang dapat menyebabkan nyeri pada kuadran kanan bawah. Meskipun divertikulitis kolon biasanya muncul di sisi kiri di Barat, hal ini jarang terjadi di Timur, dan prosesnya cenderung berkembang di sekum dan kolon asendens. Pasien antara usia 20 dan 40 lebih mungkin untuk terkena divertikulitis kolon sisi kanan. Usia onset yang lebih rendah ini sangat kontras dengan individu yang lebih tua normal yang terkena divertikulitis kolon sisi kiri.

    Apendisitis akut juga lazim pada anak kecil dengan nyeri di kuadran kanan bawah. Akibatnya, di Timur, seringkali sulit untuk membedakan antara divertikulitis kolon sisi kanan dan apendisitis akut. Sebagai akibat dari faktor-faktor ini, 80 persen pasien dengan divertikulitis kolon sisi kanan salah didiagnosis dengan apendisitis akut selama pemeriksaan pra-operasi. Hanya 3-6 persen dari orang-orang ini yang didiagnosis secara akurat sebelum operasi.

     

    Infeksi usus besar

    Mikroorganisme yang masuk ke usus Anda, yang merupakan bagian dari sistem pencernaan Anda, menyebabkan infeksi usus. Berikut ini adalah beberapa gejala infeksi gastrointestinal yang paling sering terjadi:

    • diare
    • mual
    • muntah
    • kram perut
    • demam
    • sakit kepala

     

    Kanker usus besar

    Divertikulosis dan neoplasia kolorektal memiliki pola epidemiologi dan faktor risiko yang sebanding di negara-negara Barat, dan kejadiannya meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, bukti hubungan antara divertikulosis dan neoplasia kolorektal beragam.

    Menurut penelitian, divertikulosis tidak berhubungan dengan peningkatan risiko neoplasia kolorektal lanjut. Meskipun divertikulosis dikaitkan dengan peningkatan risiko polip dan adenoma, risiko tersebut tidak meningkat pada kelompok skrining. CT scan sering digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis kemungkinan kanker usus besar atau divertikulitis kolon.

     

    Crohn’s Desease (CD)

    Divertikulitis dan Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan gangguan radang usus yang menyebabkan morbiditas dan kematian yang lebih tinggi pada pasien. Crohn's disease (CD) ditandai dengan peradangan transmural pada sistem gastrointestinal.

    Hal ini ditandai dengan peradangan lapisan mukosa yang dimulai di rektum dan dapat berkembang secara proksimal melintasi usus besar. Divertikulitis umumnya dibedakan dari Crohn's disease dengan penyakit perianal dan pemeriksaan endoskopik cobble-stoning, ulserasi aphthous, dan biopsi yang menunjukkan granuloma.

     

    Batu Empedu

    Divertikulitis adalah peradangan divertikula yang sering bermanifestasi sebagai gangguan perut, mual, muntah, perdarahan rektum, diare, dan demam. Ketika proses inflamasi mempengaruhi divertikula kolon asendens, penyakit ini menjadi tantangan klinis karena mudah dikacaukan dengan gangguan perut akut lainnya.

    Right-sided diverticulitis (RSD) atau divertikulitis sisi kanan mungkin dikacaukan dengan kolesistitis, apendisitis, atau apendisitis epiploik. Perbedaan antara gangguan ini dan RSD sangat penting karena RSD dirawat secara konservatif dan perkembangan abses jarang terjadi. 

    Dalam ranah penyelidikan, Amerika Serikat adalah modalitas studi pencitraan pertama untuk pasien yang datang dengan gangguan perut. Hal ini dapat dengan aman menyingkirkan kolesistitis dan mendeteksi berbagai gangguan perut, termasuk Apendisitis Epiploik (EA), apendisitis, kolitis, lesi neoplastik, dan Crohn's disease, yang masing-masing memiliki fitur sonografi yang berbeda. Selain itu, batu empedu lebih banyak ditemukan pada pasien wanita, baik yang memiliki penyakit divertikular maupun tidak.

     

    Escherichia coli

    Orang sering menghubungkan E.coli dengan keracunan makanan, dan meskipun jenis bakteri ini dapat menyebabkan gejala keracunan makanan, bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih berbahaya seperti pneumonia dan infeksi saluran kemih.

    Faktanya, bakteri E.coli diperkirakan menyebabkan sebagian besar ISK (hingga 95 persen). Hal ini dikarenakan letak usus berada tidak jauh dari saluran kemih, sehingga saat E.coli berada di usus dan karena semuanya terhubung, bakteri tersebut dapat dengan mudah menuju ke saluran kemih dan menyebabkan masalah.

     

    Diagnosis divertikulitis

    2-diverticulitis-9e85f72b-f9e6-47be-a786-54f344849d4c.jpg

    Pada pasien dengan nyeri di bagian kuadran kiri bawah, diagnosis divertikulitis (sigmoid) membutuhkan bukti respon inflamasi (C-reactive protein (CRP) > jumlah sel darah putih dan laju sedimentasi eritrosit) dan lokalisasi peradangan berada di lokasi divertikulum menggunakan metode pencitraan, seperti US atau CT.

    Biasanya, divertikulitis didiagnosis dengan melakukan CT scan pada perut dan pinggul. Sangat disarankan agar pasien meminum oral contrast sebelum melakukan CT scan, untuk menyoroti saluran usus dan membuatnya dapat lebih terlihat oleh dokter. Akurasi diagnosis divertikulitis menggunakan CT scan antara 94% dan 99%. Oleh karena itu, CT scan biasanya digunakan hanya untuk mengkonfirmasi diagnosis.

    Cara lain mendiagnosis divertikulitis adalah dengan kolonoskopi, tetapi ini dihindari dalam kasus divertikulitis akut karena dapat menyebabkan perforasi usus besar.

     

    Pengobatan divertikulitis

    Jika Anda telah terdiagnosis divertikulosis, Anda harus mengkonsumsi banyak makanan yang mengandung serat tinggi, untuk mencegah terjadinya divertikulitis.

    Tetapi jika Anda telah mengidap divertikulitis, Anda harus menjalani beberapa macam perawatan yaitu:

    • Diet
    • Perawatan medis
    • Bedah

     

    Makanan untuk divertikulitis

    Untuk mengobati divertikulitis, diet adalah salah satu aspek yang paling penting. Karena mengonsumsi makanan yang tidak sehat adalah salah satu penyebab utama munculnya penyakit ini, mengonsumsi makanan yang sehat akan membantu mengurangi gejala dan kerusakan jangka panjang.

    Menurut para ahli, mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi dapat melindungi Anda dari divertikulosis dan divertikulitis. Sebagai contoh, kejadian divertikulitits dan divertikulosis jauh lebih rendah di benua Asia, di mana orang Asia cenderung makan lebih banyak makanan yang kaya akan serat. Ini sangat bertentangan dengan peradaban Barat, yang pola makan sehari-harinya didasarkan pada makanan rendah serat dan di mana insiden kasus divertikulitis jauh lebih tinggi.

    Untuk menjaga situasi diverticular tetap terkendali, Anda harus mengikuti diet yang memiliki kandungan serat tinggi. Tetapi jika Anda kebetulan mengalami krisis diverticuitis, Anda harus mengikuti diet rendah serat, sampai Anda pulih sepenuhnya. Dalam beberapa situasi, dianjurkan untuk mengikuti diet cairan, untuk melindungi area yang terkena.  Setelah divertikulitis mulai mereda, Anda dapat perlahan-lahan makan secara normal, tetapi Anda harus memasukkan sekitar 30g serat per hari dalam diet Anda.

    Sumber serat terbaik yang dapat memenuhi kandungan serat selama masa diet adalah:

    • Buah-buahan (segar dan kering);
    • Sayuran;
    • Sereal.

    Jika diet harian Anda tidak memenuhi jumlah serat yang diperlukan, Anda dapat menambahkan suplemen yang akan memenuhi kekurangan serat dan membantu meningkatkan fungsi usus dan mencegah sembelit. Biasanya, suplemen yang menutupi kekurangan serat yang Anda butuhkan ini dapat ditemukan di apotek dan tersedia dalam bentuk bubuk yang perlu dicampur dengan air, agar siap untuk dikonsumsi. Suplemen serat yang paling banyak diresepkan adalah Psyllium (Metamucil) atau Methylcellulose (Citrucel). Biasanya suplemen serat dikonsumsi satu sampai tiga kali sehari.

    Jangan mengikuti diet tanpa berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Tanpa saran dari spesialis, diet yang Anda jalani mungkin dapat meringankan gejala divertikulitis, tetapi dapat memperburuk kondisi kesehatan lainnya. Oleh karena itu, keahlian dan rekomendasi spesialis selalu dibutuhkan, untuk menghindari gangguan kesehatan yang tidak diinginkan.

    Jika Anda mengalami divertikulitis, spesialis Anda mungkin mengarahkan Anda ke diet divertikulitis cair yang akan berjalan seiring dengan perawatan Anda. Jadi, untuk memperbaiki gejala dan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan, dokter mana pun akan merekomendasikan Anda untuk makan dengan hati-hati, untuk melindungi area usus besar yang terkena. Oleh karena itu, penyakit yang kemungkinan besar akan direkomendasikan oleh dokter Anda pada awal pengobatan divertikulitis adalah:

    • Air putih (setidaknya 2 liter sehari dan jika Anda adalah orang yang aktif, Anda harus minum lebih dari itu);
    • Jus segar dan alami;
    • Sup (cream soup - seperti sup tomat, sup brokoli, dll.);

    Pemulihan divertikulitis sering dimulai dengan makanan rendah serat. Jadi, pada tahap awal pemulihan, dokter akan merekomendasikan Anda untuk makan makanan seperti roti tawar, ikan, unggas, telur atau bahkan produk susu. Meskipun Anda sudah mulai pulih, dokter akan menambahkan makanan yang mengandung serat lebih tinggi secara perlahan, sampai Anda dapat mengkonsumsi makanan tinggi serat. Setelah pulih dari divertikulitis, sangat penting untuk terus mengkonsumsi makanan tinggi serat, karena serat adalah faktor paling penting dalam pembentukan feses yang sehat dengan sedemikian rupa sehingga dapat melewati usus besar dengan mudah dan mengurangi tekanan dari saluran pencernaan.

     

    Target diet tinggi serat

    Studi menunjukkan bahwa wanita yang berusia kurang dari 51 tahun harus makan setidaknya 25-gram serat per hari, sementara pria dengan rentang usia yang sama harus mencoba makan setidaknya 38-gram serat per hari. Mereka yang berusia di atas 51 tahun harus mencoba makan setidaknya 25 gram serat per hari jika mereka adalah wanita, dan setidaknya 30 gram serat per hari jika mereka adalah pria.

    Jika Anda membutuhkan saran tentang apa yang harus dikonsumsi dalam diet tinggi serat, Anda harus benar-benar mempertimbangkan makanan berikut ini:

    • Makanan gandum utuh, seperti pasta, roti atau sereal;
    • Kacang-kacangan;
    • Buah dan sayur.

    Selain itu, saat menjalani diet tinggi serat, dianjurkan untuk berolahraga secara teratur, agar feses dapat terdorong lebih baik melalui sistem pencernaan.

    Saat divertikulitis kambuh, dokter biasanya merekomendasikan untuk beristirahat, mengobati penyakit dengan mengkonsumsi antibiotik dan clear liquid diet.

    Clear liquid diet hanya direkomendasikan ketika tingkat keparahan divertikulitis tinggi, bahkan jika diperlukan adanya operasi.

    Selama divertikulitis kambuh, clear liquid diet terdiri dari:

    • Air;
    • Jus pulp free;
    • Kaldu
    • Es loli (sebagai makanan penutup).

    Tetapi jika Anda memiliki divertikulitis ringan atau Anda sudah dalam tahap pemulihan, dokter akan menyarankan Anda menjalani diet rendah serat. Perihal diet rendah serat, jumlah asupan serat harian harus dibatasi, hanya antara 8 dan 12 gram, tetapi itu tergantung pada seberapa terpengaruh usus besar Anda.

    Makanan yang paling direkomendasikan untuk dimakan saat masa pemulihan dari divertikulitis adalah:

    • Kentang;
    • Telur;
    • Daging - tetapi harus dicincang, agar empuk;
    • Seafood;
    • Buah-buahan - hanya beberapa, seperti buah persik atau pir atau Anda bisa makan selai apel atau pisang matang. Biasanya, kandungan serat yang tinggi dari buah-buahan banyak ditemukan di kulitnya.
    • Susu - dianjurkan untuk makan Greek yogurt atau keju Cottage karena ini tinggi protein dan kalsium dan bebas serat. Selain itu, kelembutan mereka mudah diterima oleh usus Anda yang terkena divertikulitis.

    Dokter akan secara bertahap menaikkan jumlah asupan serat dari diet Anda. Prosesnya bisa memakan waktu dari harian sampai mingguan, tergantung pada seberapa parah tingkat penyakitnya. Dengan cara ini, sembelit dan kembung akan dapat dihindari.

     

    Makanan yang perlu dihindari saat divertikulitis kambuh

    3-diverticulitis-4a55f1e9-5325-463c-a78c-53f33752d7d1.jpg

    Selama divertikulitis kambuh, segera konsumsi makanan lunak dan lembut, untuk menghindari peradangan divertikula.

    Selain itu, selama divertikulitis kambuh, Anda harus menghindari makan makanan yang tinggi serat. Misalnya, Anda harus menghindari:

    • Biji-bijian: pasta, roti, dll.;
    • Kacang-kacangan;
    • Buah-buahan
    • Sayuran.

     

    Obat divertikulitis

    Dalam hal obat, divertikulitis mudah diobati di rumah.

    Perawatan untuk divertikulitis biasanya didasarkan pada manajemen nyeri- biasanya dilakukan dengan mengkonsumsi parasetamol, yang digunakan untuk meredakan gejala, dan untuk mengobati infeksi dokter akan meresepkan antibiotik.

    Sangat penting untuk mengetahui bahwa jika Anda menderita divertikulitis, Anda tidak boleh minum obat berbasis aspirin atau ibuprofen karena dapat menyebabkan masalah pada perut.

    Jika Anda juga memiliki gejala seperti sembelit atau diare, dokter harus meresepkan regulator transit.

    Jika Anda memiliki kasus divertikulitis yang lebih serius, Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Mempertimbangkan tingkat keparahan penyakit, antibiotik mungkin akan diberikan dengan cara disuntikan dan proses makan atau minum Anda dapat digantikan dengan infus.  Selain itu, jika parasetamol tidak dapat mengatasi rasa sakit, para profesional tenaga medis dapat meresepkan Anda obat penghilang rasa sakit yang lebih kuat.

     

    Operasi / Bedah

    Karena komplikasi divertikulitis, dalam beberapa kasus mungkin diperlukan intervensi bedah, untuk mengobati penyakit.

    Pembedahan untuk divertikulitis hanya dipertimbangkan dan dilakukan dalam situasi seperti:

    • Divertikulitis dengan abses - Dalam kasus ini, intervensi bedah hanya diperlukan jika cairan abses belum sepenuhnya terkumpul dengan kateter. Pembedahan dilakukan, untuk benar-benar membersihkan area yang terkena;
    • Divertikulitis dengan perforasi - skenario ini menunjukkan situasi perforasi pada usus besar Anda yang memungkinkan nanah dan feses tumpah ke rongga perut, mengakibatkan peritonitis, yang mengancam jiwa. Tujuan pembedahan dalam skenario ini adalah untuk membersihkan area yang terinfeksi dan mengangkat area usus besar yang terkena;
    • Divertikulitis dengan penyumbatan atau penyempitan – jenis infeksi divertikulitis ini disebabkan oleh infeksi usus besar sebelumnya yang efeknya mengakibatkan penyempitan atau bahkan penyumbatan. Jika usus besar tersumbat, pembedahan wajib dilakukan untuk menangani situasi ini dan membebaskan usus besar;
    • Divertikulitis dengan fistula – Fistula mewakili abses yang menciptakan hubungan abnormal antar organ dan tidak menutup secara alami. Fistula yang muncul di usus besar bisa mencapai kandung kemih, vagina, rahim, bagian lain dari usus besar, atau bahkan kulit. Pembedahan diperlukan dalam skenario ini, untuk menutup fistula;
    • Divertikulosis dengan perdarahan dubur – Jenis divertikulosis ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di sekitar area divertikula dan mungkin diperlukan adanya intervensi bedah, jika perdarahan tidak berhenti secara alami atau dengan pengobatan. Pendarahan ringan biasanya berhenti secara alami, sementara hanya 20% kasus divertikulosis dengan pendarahan dubur yang memerlukan pengobatan;
    • Divertikulitis kronis yang gejalanya belum membaik dengan pengobatan atau dengan mengikuti diet tinggi serat.

    Tergantung pada tingkat keparahan dan penyebaran penyakit ini, dokter akan memutuskan jenis operasi mana yang diperlukan untuk meringankan gejala dan menyembuhkan area yang terkena. Oleh karena itu, seluruh proses operasi dapat dilakukan hanya dalam satu operasi atau dibagi menjadi dua operasi atau lebih.

    Operasi / bedah untuk divertikulitis belum tentu dilakukan dalam mode prosedur terbuka (sayatan besar), operasi juga dapat dilakukan dengan prosedur laparoskopi invasif minimal (sayatan kecil). Keputusan ada pada ahli bedah yang bertanggung jawab untuk memutuskan jenis operasi mana yang akan dilakukan.

    Selain itu, tergantung tingkat keparahan penyakit, beberapa pasien yang membutuhkan intervensi bedah juga perlu mendapatkan kolektomi. Kolektomi berarti bahwa bagian usus besar yang terkena akan dihilangkan dan itu akan diikuti oleh kolostomi, yang bisa bersifat sementara atau permanen. Kolostomi berarti bahwa akan dibuat saluran dari ujung usus besar yang sehat ke permukaan kulit, untuk mengumpulkan feses ke dalam tempat khusus, bernama kantong kolostomi. Dalam kasus kebutuhan sementara untuk kolostomi, kantong akan digunakan selama sekitar beberapa bulan, sampai usus besar sembuh. Ketika usus besar telah sembuh, usus besar akan terhubung kembali ke rektum dan kantong kolostomi akhirnya dikeluarkan.

    Anda harus berdiskusi dengan dokter bedah sebelum intervensi bedah tentang risiko, komplikasi, dan apa yang diharapkan setelah prosedur selesai.

     

    Diagnosis Divertikulitis

    Secara klinis, divertikulitis sigmoid dapat menimbulkan gejala tidak hanya di kuadran kiri bawah, tetapi juga di kuadran kanan bawah dan di mana saja di perut bagian bawah. Spektrum ini juga meluas ke perut kanan atas dengan divertikulitis sisi kanan.

    Dengan demikian, gangguan inflamasi dan non-inflamasi pada saluran pencernaan dan sistem urogenital, serta penyakit pembuluh darah, adalah diagnosis banding yang umum dari penyakit divertikular/divertikulitis.

    • Kolangitis
    • Kolesistitis
    • Chronic mesenteric ischemia 
    • Sembelit
    • Fistula enterovesikal
    • Sakit ginekologi
    • Inflammatory bowel disease (IBD)
    • Perforasi usus
    • Irritable  bowel syndrome (IBS)
    • Obstruksi usus besar

     

    Prognosis

    Prognosis pasien divertikulitis ditentukan oleh usia mereka saat datang, adanya penyakit penyerta, dan tingkat keparahan penyakit. Secara umum, orang yang lebih muda memiliki morbiditas yang lebih besar karena mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi tersebut dan sering datang terlambat. Lebih jauh lagi, orang dengan sistem imun yang lemah memiliki morbiditas dan kematian yang signifikan.

     

    Komplikasi

    Komplikasi terjadi pada sekitar 15% individu dengan divertikulitis akut. Serangan berulang dari efek divertikulitis antara 20% dan 50% individu. Beberapa episode tampaknya tidak secara langsung meningkatkan kemungkinan masalah. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrosis, yang mengakibatkan terciptanya striktur dan penyumbatan.

    Sekitar 20% individu akan mengalami ketidaknyamanan perut yang terus-menerus sebagai akibat dari Irritable  Bowel Syndrome (IBS) atau divertikulitis kronis tingkat rendah. Untuk menghilangkan gejala, penderita mungkin direkomendasikan untuk kolektomi elektif. Komplikasi divertikulitis meliputi:

    • Abses panggul
    • Perforasi usus
    • Fistula usus
    • Peritonitis
    • Sumbatan usus
    • Sepsis
    • Perdarahan per rektum

     

    Perawatan divertikulitis

    Setelah perawatan, serangan divertikulitis sembuh, bukan berarti bahwa divertikula menghilang. Kehadiran divertikula, divertikulosis, adalah kondisi seumur hidup.

    Statistik menunjukkan bahwa divertikulitis sangat mungkin untuk kambuh setelah serangan awal ringan, di mana tidak ada intervensi bedah yang dilakukan. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, divertikulitis yang kambuh dapat terjadi kembali pada pasien yang menjalani reseksi kolon sigmoid. Selain itu, dilaporkan bahwa sekitar 20% hingga 35% dari mereka yang telah mengalami divertikulitis memiliki serangan divertikulitis yang berulang. Selain itu sekitar 36% orang memiliki gejala perut setelah serangan divertikulitis pertama.

     

    Kesimpulan

    Divertikulitis akut adalah peradangan yang disebabkan oleh perforasi mikro divertikulum. Divertikulum adalah tonjolan seperti kantong dari dinding usus besar. Divertikulitis dapat terjadi pada 10% sampai 25% orang dengan divertikulosis.

    Divertikulitis bisa sederhana, sulit, atau keduanya. Tidak ada masalah yang terkait dengan divertikulitis tanpa komplikasi. Komplikasi divertikulitis ditandai dengan perkembangan abses, fistula, penyumbatan usus, atau perforasi.

    Divertikulitis pernah dikenal dan diperlakukan sebagai penyakit bedah, tetapi sekarang menjadi dapat dikendalikan secara medis, bahkan pada tahap yang paling parah.