Operasi Hepatobilier dan Pankreas

Tanggal terakhir diperbarui: 21-Aug-2023

Awalnya Ditulis dalam bahasa Inggris

Operasi Hepatobilier dan Pankreas

Hati, kantong empedu, saluran empedu, dan pankreas memiliki peran penting dalam memastikan kelangsungan hidup kita sehari-hari. Organ-organ ini membantu memfasilitasi fungsi tubuh dan memastikan bahwa kita tetap sehat dan aktif setiap saat. Namun, organ-organ ini juga rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan. Jika Anda merasakan adanya gangguan terkait, Anda harus segera mencari pertolongan medis untuk mencegah lebih banyak kerusakan.

Pencernaan yang baik membutuhkan peran aktif pankreas dan juga saluran empedu. Jika kedua organ tersebut bermasalah, maka dapat menyebabkan terjadinya gejala yang parah. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui diagnosis dan tindakan penanganan yang cepat dan tepat.

Operasi hepatobilier dan pankreas merupakan pilihan penanganan yang efektif untuk penyakit kompleks pada pankreas, hati, kantong empedu, dan juga saluran empedu. Prosedur bedah ini sangat disarankan apabila pengobatan lain, termasuk obat-obatan dan perawatan non-bedah lainnya, tidak berhasil dalam mengatasi permasalahan tersebut.

 

Anatomi

Pankreas adalah organ padat yang berada tepat di bawah perut. Di dalam organ ini terkandung dua sel penting yang berperan dalam mencerna makanan dan mengelola metabolisme tubuh Anda. Satu dari dua sel tersebut menghasilkan enzim yang berfungsi untuk memecah protein, lipid, dan karbohidrat yang membantu dalam mendapatkan nutrisi dari makanan yang Anda cerna. Sedangkan sel yang lain menghasilkan insulin sebagai hormon utama yang mengatur tubuh Anda dalam menyimpan dan mengonsumsi gula.

Sistem bilier terdiri dari organ dan saluran yang menghasilkan, menyimpan, dan juga memasok empedu. Empedu merupakan cairan kental yang membantu dalam memecah dan menyerap lipid serta menghilangkan produk limbah ke dalam usus kecil untuk melancarkan pencernaan. Kantong empedu menyerap dan menyimpan empedu yang diproduksi oleh hati. Setelah itu, empedu yang tersimpan selama mengonsumsi makanan akan dilepaskan untuk membantu pencernaan.

 

Kondisi Hepatobilier dan Pankreas

Gangguan penyakit hepatobilier dan pankreas seringkali memengaruhi hati, saluran empedu, pankreas, dan juga kantong empedu. Gangguan ini biasanya berupa kerusakan jangka panjang pada suatu organ tertentu serta organ lain dan jaringan di sekitarnya.

Penyakit Pankreas dan Sistem Bilier meliputi:

  1. Pankreatitis Akut

Pankreatitis akut adalah suatu kondisi di mana pankreas meradang dengan cepat. Selama terjadi gangguan, enzim dapat memasuki sirkulasi dan mengakibatkan masalah yang serius.

  1. Pankreatitis Akibat Konsumsi Alkohol

Seseorang yang rentan terhadap kerusakan pankreas akibat konsumsi alkohol, berpotensi menderita penyumbatan saluran pankreas serta dilatasi saluran dan pembentukan batu.

  1. Kolangitis

Kolangitis adalah peradangan pada saluran empedu di mana batu kandung empedu tersangkut lalu menghambat aliran empedu dari hati ke usus.

  1. Kolesistitis

Kolesistitis adalah peradangan yang terjadi pada kantong empedu yang sifatnya bisa sementara maupun permanen. Rasa ketidaknyamanan pada bagian perut kanan atas mungkin berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa hari.

  1. Pankreatitis Kronis

Pankreatitis kronis terjadi secara bertahap. Kondisi ini dapat memburuk seiring berjalannya waktu ketika pankreas telah kehilangan fungsinya untuk menghasilkan enzim pencernaan dan insulin yang memadai.

  1. Pankreatitis Batu Empedu

Batu empedu kecil dapat bergerak dari kantong empedu ke saluran empedu utama sehingga menghalangi saluran pankreas dan menyebabkan pankreatitis parah.

  1. Batu Empedu & Batu Saluran Empedu

Batu empedu terbentuk di kantong empedu dan terjadi karena pembentukan zat empedu yang mengeras seperti kristal. Batu tersebut kemudian berpindah melalui saluran empedu dan kemudian tersumbat.

  1. Pankreatitis Herediter

Pankreatitis herediter adalah penyakit yang jarang terjadi dan menyerang kurang dari satu dari setiap satu juta orang. Kondisi ini merupakan kelainan genetik yang dapat diwariskan maupun dikembangkan sendiri.

  1. Divisum Pankreas

Divisum pankreas adalah kondisi bawaan di mana aliran normal sekresi pankreas terganggu. Kondisi ini berpotensi menyebabkan pankreatitis dan/atau tekanan yang tinggi pada saluran.

 

Sebagian besar penyakit hepatobilier dan pankreas di atas disebabkan oleh faktor genetik dan sisanya bisa disebabkan oleh faktor lain. Gangguan kecil biasanya tidak terkait dengan tanda atau gejala apa pun. Tetapi jika gangguan lebih kuat, gejala parah dapat timbul dan memicu masalah lain secara diam-diam.

Gejala-gejala tersebut dapat mencakup;

  • Kulit gatal
  • Mual dan muntah
  • Pembengkakan perut
  • Diare dengan tetesan lemak pada tinja
  • Penyakit kuning (kondisi di mana warna kulit dan putih pada mata berubah menjadi kekuningan)
  • Urin berwarna gelap
  • Cegukan, buang angin, dan bersendawa
  • Tinja berwarna pucat dan terkadang berdarah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kehilangan berat badan tanpa alasan yang jelas
  • Nyeri di perut bagian atas dan biasanya menjalar ke bagian tengah punggung

 

Mendiagnosis Penyakit Hepatobilier dan Pankreas

3-Hepatobiliary-c2178fad-6f23-41e6-9173-1a3eea5ebc5d.jpg

Sama seperti langkah diagnosis lainnya, hal pertama yang harus dilakukan dalam mendiagnosis kondisi hepatobilier dan pankreas adalah dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan termasuk melihat riwayat medis serta gejalanya. Dokter juga dapat menanyakan tentang riwayat Anda dan keluarga Anda untuk menentukan apakah Anda berisiko tinggi menderita kondisi tertentu.

Ada berbagai jenis peralatan diagnostik yang digunakan oleh dokter. Teknik-teknik ini merupakan invasive minimal dan lebih akurat jika dibandingkan dengan alat tradisional. Peralatan tersebut meliputi;

  • Laparoskopi: Ini adalah prosedur bedah untuk memperkirakan dan mendiagnosis organ dalam pada perut. Dokter spesialis menggunakan teknik ini untuk memeriksa tanda-tanda dan gejala pankreas serta penyakit bilier yang mendasarinya.
  • Biopsi: Teknik ini dilakukan dengan mengambil jaringan atau sel-sel organ yang terserang penyakit. Sampel tersebut kemudian dilihat di bawah mikroskop untuk memeriksa tanda-tanda kanker atau kondisi hepatobilier dan pankreas kronis lainnya.
  • USG: Digunakan untuk memeriksa kantong empedu jika dokter memperkirakan adanya kondisi kesehatan seperti peradangan dan batu empedu. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan endoskopi ke dalam tubuh melalui mulut atau rektum.
  • Tomografi Terkomputasi (CT): Teknik ini digunakan untuk memeriksa peradangan, kerusakan pada jaringan lunak, dan pembengkakan saluran empedu.
  • Pencitraan Tomografi Emisi Positron (Pencitraan PET): Prosedur untuk memeriksa sel tumor ganas di organ hepatobilier dan pankreas.
  • Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI): MRI digunakan untuk memeriksa peradangan perut, pankreas, dan panggul.
  • Kolangiopankreatografi Retrograde Endoskopi (ERCP): Langkah ini digunakan untuk mendiagnosis jalur berongga pada pankreas dan saluran empedu. Di sinilah batu empedu dan penyumbatan sering terdiagnosis.
  • Tes darah: Terkadang dokter dapat meminta sampel darah untuk memeriksa fungsi hati dan tingkat enzim pankreas.
  • Endoskopi bagian atas: Teknik ini digunakan untuk memeriksa bagian dalam perut dan saluran pencernaan.

 

Apa itu Bedah Hepatobilier dan Pankreas?

Operasi hepatobilier dan pankreas adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk mengobati dan memperbaiki kanker dan berbagai gangguan pada sistem hepatobilier dan pankreas. Tidak seperti prosedur bedah lainnya, operasi ini lebih menantang dan kompleks.

Pada dasarnya, sistem hepatobilier dan pankreas terdiri dari organ-organ seperti hati, kantong empedu, saluran empedu, dan pankreas. Organ-organ tersebut memiliki peran penting dalam membantu pencernaan serta berbagai aktivitas kompleks yang menjalankan fungsi vital tubuh. Oleh karena itu, setiap penyakit dan kerusakan pada organ-organ tersebut dapat mengganggu fungsi normal dan menyebabkan masalah yang mengancam jiwa. Kasus-kasus seperti itu mungkin memerlukan layanan medis profesional untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Umumnya, operasi hepatobilier dan pankreas melibatkan reseksi atau pengangkatan tumor primer dan sekunder (metastasis). Hal ini termasuk tumor pankreas, hati, kantong empedu, dan saluran empedu. Prosedur ini juga diterapkan untuk menangani kondisi jinak, seperti kista, striktur atau penyumbatan, cedera saluran empedu, dan hipertensi portal.

Terkadang beberapa jenis tumor yang berkembang di organ hepatobilier dan pankreas mungkin memerlukan reseksi besar. Tindakan yang dilakukan bisa termasuk rekonstruksi kompleks arteri hati, saluran empedu, dan vena portal.

Untuk menyiapkan rencana penanganan bagi setiap pasien, prosedur bedah hepatobilier dan pankreas memerlukan bantuan tim multidisiplin. Tim yang dibentuk terdiri dari para ahli bedah hepatobilier dan transplantasi, onkologi medis, radiologi intervensi, onkologi radiasi, gastroenterologi, dan anestesi. Laparoskopi Tingkat Lanjut (lubang kunci) dan metode endoskopi adalah teknik yang digunakan dalam operasi hepatobilier dan pankreas.

 

Jenis Bedah Hepatobilier dan Pankreas

Operasi pankreas dan bilier sering dilakukan dengan menggunakan teknik invasif minimal, termasuk laparoskopi atau robot. Namun, teknik yang digunakan tergantung pada pasien, kondisi, dan organ yang terkena.

Bedah invasif minimal dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil di bagian yang terkena tanpa membuat pembukaan besar. Kemudian, ahli bedah memasukkan peralatan kecil, kamera khusus, dan lampu ke dalam sayatan. Tindakan ini menampilkan gambaran yang jelas pada daerah bedah dan memungkinkan ahli bedah untuk melakukan prosedur dengan kontrol dan fleksibilitas.

 

Prosedur bedah yang paling umum

Prosedur bedah hati:

Operasi bedah hati terdiri dari;

Hepatektomi parsial besar dan kecil

Reseksi hati adalah terapi yang direkomendasikan untuk berbagai gangguan hati primer dan sekunder. Dengan kemajuan dalam anestesi, operasi, dan pemeriksaan pra-operasi, telah meningkatkan jumlah pasien penanganan reseksi hati. Selain itu, pertumbuhan harapan hidup juga meningkatkan jumlah calon pasien usia tua untuk melakukan perawatan dengan reseksi hati besar dan kecil.

Tumor hati primer adalah salah satu tumor padat yang paling sering terjadi secara global. Dengan karsinoma Hepatoseluler (HCC), tumor hati primer menempati posisi tertinggi keempat dari semua insiden keganasan. HCC adalah komplikasi umum sirosis yang muncul 20-30 tahun setelah kerusakan awal pada hati. Namun, sebanyak 25% individu tidak memiliki riwayat faktor risiko untuk perkembangan sirosis.

Tingkat keparahan disfungsi hati membatasi pasien dalam memilih terapi. Selain itu, gagal hati dapat membunuh orang seiring dengan perkembangan tumor. Kejadian puncak HCC selama enam dekade kehidupan, bersamaan dengan penuaan populasi global, menyebabkan berkembangnya populasi geriatri pasien HCC secara substansial yang dipertimbangkan untuk tindakan reseksi hati.

Karena ini adalah satu-satunya cara untuk menyembuhkan tumor dan sirosis yang mendasarinya, transplantasi hati berpotensi menjadi pengobatan terbaik untuk HCC. Pada individu dengan HCC dan sirosis, transplantasi menggunakan kriteria Milan lebih baik daripada reseksi hati. Ketika transplantasi hati sulit atau tidak mungkin dilakukan, reseksi hati adalah terapi utama dengan tingkat kelangsungan hidup selama 5 tahun sekitar 40% hingga 50%.

Untuk informasi lebih lanjut: Lihat Fakta Kanker Hati 

2-Hepatobiliary-bb263125-65ab-41e5-b618-5cde6d767cdb.jpg

Drainase kista hati

Terkadang, kista hati yang dikategorikan jinak, bisa menjadi sangat besar. Oleh karena itu, dalam kasus seperti ini, operasi dapat direkomendasikan untuk melepaskan atau mengeringkannya secara permanen. Tinakan ini sebagian besar dilakukan dengan menggunakan operasi invasif minimal.

 

Biopsi hati

Tindakan ini adalah prosedur yang dilakukan untuk memeriksa massa hati, termasuk tumor. Selain itu, juga dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memeriksa gangguan pada hati seperti jaringan rusak dan sirosis.

Ada 3 jenis biopsi hati:

  • Biopsi hati perkutan. Prosedur ini paling sering digunakan. Anda akan diberi bius lokal, kemudian jarum kecil mulai dimasukkan ke dalam hati untuk mengumpulkan sampel.
  • Biopsi hati laparoskopi. Anda akan diberi bius umum. Melalui potongan kecil atau sayatan, tabung tipis yang telah diterangi (laparoskop) dimasukkan ke dalam kulit Anda. Kamera video kecil ditempelkan ke tabung. Di layar komputer, tenaga medis dapat melihat bagian dalam perut Anda. Untuk mengekstrak sampel, jarum dimasukkan melalui tabung lain.
  • Biopsi hati transvena. Prosedur ini dapat digunakan ketika terdapat masalah pembekuan darah atau cairan di perut Anda. Bius lokal diberikan kepada Anda. Sayatan dibuat pada leher untuk mengakses vena. Sebuah tabung berongga dimasukkan ke dalam vena Anda hingga turun ke hati. Tabung diisi dengan pewarna kontras, kemudian dilakukan pencitraan sinar-X. Pewarna membuat vena terlihat lebih jelas pada sinar-X. Jarum dimasukkan melalui tabung ke dalam hati Anda. Sampel jaringan diekstraksi menggunakan tabung.

 

Operasi pankreas:

Operasi pankreas untuk kanker

Kanker pankreas adalah penyakit mematikan dengan perkiraan terburuk. Kondisi ini merupakan penyebab utama keempat atau kelima kematian akibat kanker di negara-negara Barat. Sebagian besar pasien telah mengidap gangguan tingkat lanjut dan/atau keadaan sel kanker yang telah menyebar jauh pada saat diagnosis. Mencegah reseksi radikal; Tingkat kelangsungan hidup selama lima tahun adalah sekitar 10-25%, bahkan setelah reseksi kanker R0. Sedangkan untuk pasien dengan kanker saluran empedu distal, kanker ampula, dan kanker duodenum, tingkat presentasenya lebih tinggi.

Usia rata-rata saat diagnosis adalah 72 tahun. Karena populasi senior telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, individu di atas 70 tahun dengan kanker pankreas yang memungkinkan untuk operasi akan semakin sering ditemui.

Walaupun reseksi pankreas menjadi lebih aman dan diterima sebagai standar perawatan, indikasinya tetap sempit. Prosedur tidak umum dilakukan pada pasien di atas 70 tahun, dan jarang dilakukan pada pasien di atas 80 tahun. Tetapi pembentukan pusat dengan tingginya pasien kanker pankreas mengakibatkan menurunnya tingkat komplikasi operasi. Situasi ini mendorong ahli bedah untuk secara agresif juga menangani kanker pankreas pada pasien lanjut usia.

Pankreas duodenektomi (PD) tetap menjadi satu-satunya pengobatan kuratif yang tersedia saat ini untuk tumor ganas atau berpotensi ganas yang terjadi pada persimpangan saluran pankreas dengan saluran utama. Meskipun dengan keterampilan dan teknologi yang maju, tingkat kematian masih sebesar 2-4% dan tingkat morbiditas lebih dari 30%. Perlu diperhatikan bahwa pasien yang menjalani operasi, terlepas dari usia mereka, juga perlu memperhatikan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

 

Jenis operasi pankreas

Operasi whipple atau pankreas duodenektomi

Operasi ini dilakukan dengan mengangkat bagian kanan pankreas, saluran empedu bagian bawah, dan duodenum, atau terkadang bagian perut. Setelah operasi, bagian pankreas, perut, dan saluran empedu yang tersisa dihubungkan ke usus kecil. Operasi whipple sebagian besar direkomendasikan sebagai pilihan pengobatan yang efektif untuk kanker dan pra-kanker yang memengaruhi organ-organ tersebut.

Lihat informasi lebih lanjut tentang: Pengobatan Kanker Pankreas – Cara Memilih Tim Perawatan

 

  • Siapakah Pasien untuk Prosedur Whipple?

Operasi Whipple dan prosedur lanjutan hanya tersedia untuk sekitar 20% pasien kanker pankreas. Seringkali prosedur dilakukan pada orang-orang dengan tingkat keganasan penyakit yang terbatas hanya pada kepala pankreas dan belum bermigrasi ke setiap arteri darah utama yang berdekatan, hati, paru-paru, atau rongga perut. Untuk mengetahui pasien yang memerlukan prosedur Whipple umumnya diperlukan pemriksaan ekstensif.

Beberapa individu mungkin memenuhi kriteria sebagai pasien operasi Whipple invasif minimal (laparoskopi). Prosedur dilakukan melalui serangkaian sayatan kecil daripada membuat satu sayatan besar. Dibandingkan dengan teknik tradisional, operasi laparoskopi mengakibatkan lebih sedikit pendarahan, waktu tinggal di rumah sakit yang lebih singkat, pemulihan yang lebih cepat, dan lebih sedikit permasalahan.

Untuk 40% pasien dengan diagnosis kanker yang berkembang (bermetastasis) di luar pankreas, operasi Whipple bukanlah pilihan. Hanya sekitar 40% pasien dengan penyakit lanjutan lokal yang telah berpindah ke area terdekat seperti vena mesenterik superior dan arteri, atau yang tumornya telah berada di tubuh atau ekor pankreas, berhak melakukan prosedur ini.

 

Debridemen dan drainase pankreas

Debridemen pankreas adalah prosedur untuk mengobati pankreatitis. Perawatan ini adalah pilihan yang tepat untuk kondisi kronis yang menyebabkan peradangan pankreas. Terkadang, tindakan ini dapat dilakukan bersamaan dengan drainase pankreas.

Debridemen pankreas bertujuan untuk menghilangkan semua jaringan pankreas dan peripankreas yang telah mati dan menyimpang. Prosedur ini dilakukan dengan mempertahankan kerja pankreas yang layak, mengelola fistula pankreas yang dihasilkan, dan mengurangi kerusakan organ asing.

 

Pankreatektomi distal atau kiri

Pankreatektomi distal dilakukan untuk memperbaiki lesi dalam tubuh dan bagian kiri pankreas. Lesi ini dapat menunjukkan kondisi kronis seperti kanker, pra-kanker, dan jaringan tidak normal lainnya.

Pankreatektomi distal tidak memerlukan rekoneksi karena prosedur ini tidak mengubah hubungan pankreas ke saluran pencernaan dan saluran empedu.

Pankreatektomi kiri dapat dilakukan dengan atau tanpa splenektomi. Teknik yang digunakan ditentukan oleh proses penyakit dan sifat lesi.

  • Pankreatektomi kiri dengan splenektomi: Ketika tumor pankreas yang mendasari bersifat agresif, limpa yang diposisikan di dekat wilayah pankreas dan berbagi beberapa arteri darah yang sama, harus diangkat sebagai bagian dari perawatan. Kombinasi pankreatektomi kiri dengan splenektomi memungkinkan penutupan arteriplenik pada asalnya serta pembersihan kelenjar getah bening.
  • Pankreatektomi kiri dengan mempertahankan limpa: Operasi ini hanya digunakan untuk mengobati lesi dan kista pankreas jinak/batas, serta tumor neuroendokrin yang terisolasi. Ada dua metode untuk mempertahankan limpa selama pembedahan pankreas distal. Cara tradisional dilakukan dengan menemukan, mengisolasi, dan mempertahankan arteri dan vena splenik (prosedur Kimura). Atau, arteri dan vena splenik dihubungkan ke pankreas, dan limpa diperfusi melalui arteri lambung pendek (prosedur Warshaw). Keduanya dianggap prosedur yang efektif untuk massa di ekor pankreas.

 

Prosedur bedah bilier:

Reseksi saluran empedu

Reseksi saluran empedu adalah prosedur untuk mengangkat saluran empedu, terutama jika pasien menderita kanker atau pra-kanker. Saluran empedu adalah bagian yang dilalui empedu dari hati menuju usus. Jadi, setelah pengangkatan saluran empedu, aliran empedu diarahkan ke usus.

 

Kolesistektomi

Kolesistektomi adalah prosedur pengangkatan kantong empedu. Kantong empedu terletak di daerah kanan atas perut, di bawah hati. Hati menghasilkan empedu yang disimpan di kantong empedu. Ketika empedu diperlukan, maka cairan empedu akan disalurkan melalui saluran empedu umum. Empedu adalah cairan pencernaan yang membantu mencerna lemak. Kantong empedu dan hati terhubung ke bagian pertama usus kecil melalui saluran empedu umum.

Kolesistektomi dapat digunakan untuk mengobati beberapa kondisi:

  1. Kanker kantong empedu.
  2. Kolelitiasis (batu empedu di dalam kantong empedu).
  3. Koledokolitiasis (batu empedu di dalam saluran empedu).
  4. Kolesistitis (radang kantong empedu).
  5. Pankreatitis (radang pankreas).

 

  • Kolesistektomi sederhana

Kolesistektomi sederhana dilakukan untuk mengangkat kantong empedu, terutama jika pasien menderita batu empedu. Prosedur ini seringkali dilakukan dengan operasi invasif minimal dan terkadang juga memerlukan teknik operasi terbuka.

Prosedur ini dapat dilakukan secara terbuka atau laparoskopi:

  1. Kolesistektomi Terbuka: Kantong empedu dihilangkan melalui sayatan besar di perut (sekitar 6 inci). Ketika kanker dideteksi atau dicurigai keberadaannya, prosedur ini bukanlah pilihan yang ideal. Dalam kasus ini, sebagian besar pasien akan memiliki kolesistektomi yang berkepanjangan.
  2. Kolesistektomi Laparoskopi: Di perut, beberapa sayatan kecil (irisan) dibuat. Kantong empedu dihilangkan menggunakan laparoskop (tabung ringan) yang dimasukkan melalui sayatan. Ketika kanker kandung empedu diketahui atau dicurigai keberadaannya, prosedur ini tidak digunakan.

Lihat informasi lebih lanjut: Batu Empedu - definisi

 

  • Kolesistektomi diperpanjang

Ini adalah prosedur untuk mengobati kanker kantong empedu. Kantong empedu biasanya terhubung ke hati, dan terkadang sel-sel kanker dapat menyerang hati dan menyebar ke arah kantong empedu. Dalam situasi seperti ini, kolesistektomi yang diperpanjang lebih dianjurkan daripada kolesistektomi sederhana untuk menghindari tertinggalnya sel-sel kanker setelah prosedur.

Umumnya, kolesistektomi diperpanjang melibatkan pengangkatan bagian kecil dari hati yang terhubung ke kantong empedu. Tujuannya untuk membersihkan semua sel kanker dan mencegahnya menyebar dan berkembang biak lebih jauh.

 

Komplikasi Hepatobilier dan Operasi Pankreas

Setiap operasi membawa berbagai risiko dan komplikasi, mulai dari masalah ringan hingga kronis dan mengancam jiwa. Namun, hal ini tergantung pada area bedah, tingkat keparahan kondisi, organ terkait, pembuluh darah, dan saraf.

Secara keseluruhan, ini adalah risiko umum yang mungkin timbul setelah operasi;

  • Infeksi di dalam perut atau pada bagian sayatan
  • Pendarahan, terutama pada bagian yang dibedah
  • Kebocoran pada wilayah yang terhubung dengan saluran empedu atau pankreas
  • Kesulitan dan keterlambatan dalam mengosongkan perut, sehingga sulit untuk makan
  • Diabetes sementara atau permanen
  • Reaksi bius

 

Kesimpulan

Operasi hepatobilier dan pankreas adalah prosedur bedah modern yang direkomendasikan oleh sebagian besar spesialis medis. Prosedur ini membantu mengobati dan memperbaiki berbagai kondisi yang memengaruhi hati, kantong empedu, saluran empedu, dan pankreas.

Saat ini, dengan kemajuan keterampilan bedah dan teknologi baru yang tersedia, operasi besar HPB dapat dianggap aman dan layak bahkan untuk pasien lanjut usia yang telah dipilih dengan teliti.